Siklus menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada tubuh wanita setiap bulannya. Jauh dari sekadar “datang bulan,” siklus ini adalah serangkaian peristiwa hormon yang kompleks, mempersiapkan tubuh untuk potensi kehamilan.
Memahami setiap fasenya sangat penting untuk kesehatan, mood, dan perencanaan hidup kamu, lho. Mari kita kenali 4 fase utama dalam siklus menstruasi:
1. Fase Menstruasi (Hari ke-1 hingga Hari ke-7)
Ini adalah fase yang paling jelas. Jika kehamilan tidak terjadi, lapisan rahim (endometrium) yang sudah menebal akan meluruh bersama darah.
- Apa yang Terjadi: Rahim berkontraksi untuk membantu pelepasan lapisan endometrium, menyebabkan pendarahan.
- Hormon Kunci: Tingkat hormon Estrogen dan Progesteron berada pada titik terendah.
- Dampak pada Tubuh: Pendarahan (menstruasi), kram perut, sakit punggung, mood yang agak menurun, dan energi yang rendah.
2. Fase Folikular (Hari ke-1 hingga Hari ke-13)
Fase ini dimulai bersamaan dengan hari pertama menstruasi dan berakhir saat ovulasi. Ini adalah fase persiapan rahim dan sel telur.
- Apa yang Terjadi: Kelenjar pituitari melepaskan Follicle-Stimulating Hormone (FSH). Hormon ini merangsang indung telur untuk mematangkan sekitar 5–20 folikel (kantong kecil) yang masing-masing berisi satu sel telur. Salah satu folikel akan menjadi dominan.
- Hormon Kunci: Tingkat Estrogen mulai meningkat drastis, memicu penebalan kembali lapisan rahim.
- Dampak pada Tubuh: Energi mulai meningkat, mood biasanya membaik, kulit cenderung lebih cerah, dan fokus lebih tajam.
3. Fase Ovulasi (Hari ke-14)
Ini adalah puncak dari siklus, momen ketika sel telur yang matang dilepaskan. Ovulasi sering terjadi sekitar hari ke-14 pada siklus 28 hari, namun bisa bervariasi.
- Apa yang Terjadi: Peningkatan tajam hormon Estrogen memicu lonjakan Luteinizing Hormone (LH). Lonjakan LH ini memaksa folikel dominan pecah dan melepaskan sel telur ke tuba falopi.
- Hormon Kunci: Puncak LH dan Estrogen.
- Dampak pada Tubuh: Suhu tubuh basal meningkat sedikit, lendir serviks menjadi lebih jernih dan elastis (seperti putih telur), gairah seksual (libido) seringkali meningkat, dan inilah masa subur.
4. Fase Luteal (Hari ke-15 hingga Hari ke-28)
Setelah ovulasi, tubuh bersiap untuk kemungkinan kehamilan. Fase ini berlangsung hingga menstruasi berikutnya dimulai.
- Apa yang Terjadi: Folikel yang telah pecah berubah menjadi Corpus Luteum (badan kuning). Corpus Luteum mulai memproduksi hormon Progesteron dalam jumlah besar untuk menjaga lapisan rahim tetap tebal dan siap.
- Hormon Kunci: Puncak Progesteron.
- Dampak pada Tubuh: Inilah periode munculnya gejala PMS (Pre-Menstrual Syndrome), seperti payudara sensitif, perut kembung, mudah lelah, dan perubahan mood drastis. Jika tidak ada kehamilan, Corpus Luteum akan hancur, Progesteron turun, dan siklus kembali ke Fase Menstruasi.
💡 Mengapa Penting untuk Memantau Siklus Kamu?
Ini dia manfaat dari mememantau siklus kamu, Moonies
- Mengenali Waktu Subur: Penting untuk yang merencanakan atau menunda kehamilan.
- Memahami Perubahan Mood: Mengetahui kapan PMS akan datang membantu kamu mengelola emosi dan energi dengan lebih baik.
- Mendeteksi Masalah Kesehatan: Siklus yang tidak teratur, sangat berat, atau nyeri berlebihan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu dikonsultasikan dengan dokter.
Jadi paham kan kenapa wanita itu sering kali berubah mood?
